Thursday, July 16, 2009

Hidup BerTuhan (1)


I’tiqad (faham) kaum Ahlussunah Wal Jamaah yang telah disusun oleh Imam Abu Hasan
Al-Asy’ari terbagi atas beberapa bahagian yaitu :
1. Tentang Ketuhanan
2. Tentang Malaikat-malaikat
3. Tentang-tentang Kitab-kitab suci
4. Tentang Rasul-rasul
5. Tentang Hari Akhirat
6. Tentang Qadha dan Qadhar
Pembagian yang 6 ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammaad SAW, ketika di tanya oleh
seseorang :
Artinya :
Maka bertahulah kami (hai Rasulullah) tentang iman?
Nabi Muhammad menjawab : engkau mesti percaya kepada adanya Allah, melaikatmalaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhirat dan qadha dan qadhar
(nasib baik dan nasib buruk)
Hadits Riwayat Imam Muslim

TENTANG KETUHANAN

1. AKIBAT KEHILANGAN TUHAN
Di dunia hari ini walaupun manusia percaya dengan Tuhan tapi sudah kehilangan Tuhan.
Baik umat Islam maupun bukan Islam, sudah kehilangan Tuhan. Sekalipun percaya
Tuhan tapi sudah hilang di hatinya. Padahal kehilangan Tuhan adalah satu musibah yang
besar. Tidak ada musibah yang paling besar pada manusia melainkan musibah kehilangan
Tuhan. Kalau kehilangan uang, kuasa dll. itu masalah yang kecil. Tapi bila manusia sudah
kehilangan Tuhan, cinta Tuhan sudah tiada, maka itu adalah musibah yang besar.
Sedangkan cinta Tuhan itu cinta yang agung. Tuhan itu sangat memberi kasih sayang
pada hambanya. Bukti cinta Tuhan pada kita, bila satu pemberian Tuhan tidak ada maka
yang lain tidak ada arti. Kalau Tuhan tidak memberi nafas, artinya kita akan mati. Waktu
itu, rumah dan kekayaan sudah tiada arti.
Kehilangan Tuhan, kehilangan kasih sayang
Jadi kalau manusia sudah tidak cinta dan kehilangan Tuhan, padahal Tuhan itu patut
dicintai, maka otomatis tidak cinta sesama manusia. Kenapa? Atas alasan apa kita dapat
mencintai orang lain, sedangkan Tuhan yang sangat berjasa kepada kita, tidak kita cintai.
Karena itu bila sudah tidak cinta Tuhan, otomatis cinta pada sesama manusia sudah tidak
murni. Akibatnya kesan negatifnya terlalu banyak. Tidak berkasih sayang, tidak pemurah,
tidak amanah, tidak ada tenggang rasa, tidak ada perikemanusiaan, keadilan dan kerja
sama. Kalaupun ada kerjasama bukan karena cinta, tidak ikhlas dan ada kepentingan,
mungkin karena ingin keuntungan ataupun untuk menjaga harga diri. Karena itu
ikatannya terlalu tipis dan dapat berpecah kapan saja.
Orang yang kehilangan Tuhan bukan saja di kalangan orang yang tidak ikut syariat,
bahkan orang yang shalat pun sudah kehilangan Tuhan. Walaupun mereka banyak di
mesjid, tapi sebenarnya tidak mencintai Tuhan. Sebab itulah tidak lahir kasih sayang,
tidak lahir pemurah, kerja sama, bermaaf-maafan. Akibatnya di dalam masjid pun dapat
terjadi pertengkaran dan perkelahian.
Kalau orang yang tidak sayang Tuhan itu orang yang tidak ikut syariat, masih dapat
diterima. Tapi apa yang terjadi, yang menjadi pembohong, memfitnah, menipu adalah di
kalangan mereka yang shalat, naik haji, umrah dll. Ibadahnya tidak berbuah. Itulah
tandanya ikut Islam tapi tidak kenal Tuhan. Bukan saja orang politik, bahkan orang yang
shalat pun sudah terpisah dengan Tuhan. Ibarat seorang anak yang berbuat baik dengan
ibunya bukan karena ingin berkhidmat, tapi karena ingin memanfaatkan ibunya untuk
tujuan dapat harta.
Sebab itu dunia hari ini sudah sangat kronis. Bila cinta tidak ada, maka kasih sayang
tidak ada. Sedangkan kasih sayang makanan jiwa. Bila jiwa tidak diberi makan, maka
orang kaya akan gila kuasa, sakit jiwa dan tidak ada kebahagiaan. Masalah masyarakat
hari ini banyak melanda orang yang bertaraf tinggi, ada kuasa, pemimpin. Antara
masalah yang sering dihadapi ialah anak-anak terlibat narkotika, isteri lari, isteri tidak
taat, masing-masing tidak sehaluan. Perpecahan dalam rumah tangga begitu terlihat
nyata. Walaupun ada uang, rumah besar, kedudukan tinggi tapi anak-anak berkelahi satu
sama lain. Inilah akibatnya bila Tuhan sudah hilang. Bila cinta pada Tuhan sudah tidak
ada, maka hilanglah cinta sesama manusia.
Bila kehilangan kasih sayang, terjadi gangsterism di kalangan anak-anak sekolah. Akibat
tidak ada kasih sayang, perpecahan di antara partai politik dan sesama anggota partai
makin kentara. Adakah ini dapat diobati dengan dengan kekayaan, nama dan glamour.
Maknanya masalah kasih sayang ini tidak dapat diobati dengan kekayaan. Kalau
kekayaan dapat mengobati manusia, tidak akan terjadi isteri lari, anak terlibat narkotika
dll. Kalaulah kekuasaan dapat menjalinkan kasih sayang, maka tidak akan terjadi
pemerintah yang paling banyak berjasa, tapi rakyat benci. Inilah akibat masing-masing
sudah kehilangan Tuhan.

Bersambung...

No comments:

Post a Comment

Comment here...

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails