Wednesday, September 30, 2009

From SARA BOOKER





By Sara Bokker 

I am an American woman who was born in the midst of America’s “Heartland.” I grew up, just like any other girl, being fixated with the glamour of life in “the big city.” Eventually, I moved to Florida and on to South Beach of Miami, a hotspot for those seeking the “glamorous life.” Naturally, I did what most average Western girls do. 

I focused on my appearance and appeal, basing my self-worth on how much attention I got from others. I worked out religiously and became a personal trainer, acquired an upscale waterfront residence, became a regular “exhibiting” beach-goer and was able to attain a “living-in-style” kind of life. 


Hidayah Milik Allah: Sara Bokker Menemukan Cahaya Kedamaian Menerusi ISLAM.




Sara Bokker, dulunya adalah seorang model, aktris, aktivis dan instruktur fitness. Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serba gemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamour di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa ia selama ini sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi “tawanan” penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serba glamour. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial dan mempelajari berbagai agama.
Sampai terjadilah serangan 11 September 2001, dimana seluruh Amerika bahkan diseluruh dunia mulai menyebut-nyebut Islam, nilai-nilai Islam dan budaya Islam, bahkan dikait-kaitkan dengan deklarasi “Perang Salib” yang dilontarkan pimpinan negara AS. Bokker pun mulai menaruh perhatian pada kata Islam.
“Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, harem dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia,” kata Bokker seperti dikutip dari Saudi Gazette.

Menemukan Al-Quran

Suatu hari, secara tak sengaja Bokker menemukan kita suci al-Quran, kitab suci yang selama ini pandang negatif oleh Barat. “Awalnya, saya tertarik dengan tampilan luar al-Quran dan saya mulai tergelitik membacanya untuk mengetahui tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan dan hubungan antara Pencipta dan yang diciptakan. Saya menemukan al-Quran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa saya perlu menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor,” sambung Bokker.
Akhirnya, Bokker benar-benar menemukan sebuah kebenaran, ia memeluk Islam dimana ia merasa hidup damai sebagai seorang Muslim yang taat. Setahun kemudian, ia menikah dengan seorang lelaki Muslim. Sejak mengucap dua kalimat syahdat Bokker mulai mengenakan busana Muslim lengkap dengan jilbabnya.
“Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslim dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, dimana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini atau pakaian kerja yang ‘elegan’,” tutur Bokker.
“Orang-orang yang saya jumpai tetap sama, tapi untuk pertama kalinya, saya benar-benar menjadi seorang perempuan. Saya merasa terlepas dari rantai yang membelenggu dan akhirnya menjadi orang yang bebas,” Bokker menceritakan pengalaman pertamanya mengenakan busana seperti yang diajarkan dalam Islam.
Setelah mengenakan jilbab, Bokker mulai ingin tahu tentang Niqab. Ia pun bertanya pada suaminya apakah ia juga selayaknya mengenakan niqab (pakaian muslimah lengkap dengan cadarnya) atau cukup berjilbab saja. Suaminya menjawab, bahwa jilbab adalah kewajiban dalam Islam sedangkan niqab (cadar) bukan kewajiban.
Mengenakan Niqab
Tapi satu setengah tahun kemudian, Bokker mengatakan pada suaminya bahwa ia ingin mengenakan niqab. “Alasan saya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja,” kata Bokker.
Sang suami mendukung keinginan istrinya mengenakan niqab dan membelikannya gaun panjang longgar berwarna hitam beserta cadarnya. Tak lama setelah ia mengenakan niqab, media massa banyak memberitakan pernyataan dari para politisi, pejabat Vatikan, kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa niqab adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai “pertanda keterbelakangan.”
“Saya melihatnya sebagai pernyataan yang sangat munafik. pemerintah dan kelompok-kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para ‘pejuang kebebasan’ itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar,” kritik Bokker.
“Sampai hari ini, saya tetap seorang feminis, tapi seorang feminis yang Muslim yang menyerukan pada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh pada suami-suami mereka agar juga menjadi seorang Muslim yang baik. Membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia.”
“Menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemunkaran, untuk menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, untuk memperjuangkan hak berjilbab maupun bercadar serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya,” papar Bokker.
Ia mengungkapkan, banyak mengenal muslimah yang mengenakan cadar adalah kaum perempuan Barat yang menjadi mualaf. Beberapa diantaranya, kata Bokker, bahkan belum menikah. Sebagian ditentang oleh keluarga atau lingkungannya karena mengenakan cadar. “Tapi mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri,” tukas Bokker.

Gempa bumi: Amaran tsunami dikeluarkan




Hari Ini, Pusat Amaran Tsunami Pasifik mengeluarkan amaran tsunami kepada Indonesia, Malaysia, India dan Thailand ekoran gempa bumi kuat 7.6 pada skala Richter menggegar pulau Sumatera hari ini.

Agensi Meteorologi Indonesia memaklumkan, gegaran itu berpusat di dasar laut Sumatera.

Badan Peninjau Geologi Amerika Syarikat (AS) menyatakan magnitud gempa itu sekuat 7.9 pada skala Richter.

Gegaran akibat gempa itu dirasai di bangunan-bangunan tinggi di Jakarta, begitu juga Singapura dan Malaysia.
Setakat ini, laporan ombak besar dan kecederaan belum ada lagi.

Nasihat KepadaYatim Piatu



Setiap anggota masyarakat perlu mengambi berat dan menganggap diri mereka sebagai ibu serta bapa kepada anak-anak yatim sebagai usaha mengurangkan bebanan hidup yang dihadapi mereka.


 Melalui cara itu anak-anak yatim merasakan mereka sebenarnya tidak keseorangan dalam mengharungi gelombang hidup.

“Ia juga dapat merelaikan kesunyian ketika saat-saat menjelang sambutan hari lebaran.


Anak anak yatim juga ingin mendambakan belaian seorang ibu dan kasih sayang dari ayah. Mereka ini  patut di raikan  supaya mereka juga merasakan apa yang dirasa oleh anak anak lain.


Itu yatim piatu mengikut makna asal kata, tetapi yatim piatu yang tiada beradab dan ilmu lebih teruk dan bahaya. Tidak ada ilmu dan adab, manusia terhina.Tiada ibu dan bapa bukanlah aib Nilai manusia bukan di situ.Bila tiada ilmu dan akhlak tidak ada nilai dirinya. Ilmu dan akhlak nilai diri manusia.


Wahai anak-anak yang tiada ayah dan ibu, Jangan hati susah ketiadaan mereka. Pentingkanlah ilmu dan akhlak mulia. Lebih-lebih lagi iman dan taqwa. Ada ibu dan ayah tiada apa-apa erti,j ika iman, ilmu, akhlak tiada diperolehi. Mereka akan derhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Juga kepada dua ibu bapa mereka.


Berapa banyak manusia yang masih ada ibu bapa, tapi derhaka kepada kedua-duanya. Ini kerana iman dan ilmu tiada di dada. Akhlak yang mulia tidak lahir dari mereka. Janganlah sedih ketiadaan ibu dan bapa. Nasib kita bukan ditentukan oleh keduanya. Carilah iman pentingkan ilmu..


Hiasilah diri dengan akhlak, Tuhan cintakan kita
Bersedihlah kalau kita tidak ada itu semua..



Lagu Untuk Anak Yatim


Yatim piatu, malang nasibmu
Semoga Tuhan selalu
Melimpahkan rahmat-Nya padamu
(Amin, Allahumma Amin)


Yatim piatu, besarkan hatimu
Di dalam mengarungi
Hidup yang penuh tantangan ini
(Amin, Allahumma Amin)

Wahai semua kawan
Atasmu kewajiban
Menyantuni mereka dan mengasihinya

Sungguh engkau manusia
Yang tiada beriman
Bila pada mereka tak belas kasihan

Wahai para hartawan
Coba ulurkan tangan
‘Tuk membantu mereka dalam kehidupan

Sungguh engkau manusia
Pendustakan agama
Apabila mereka engkau sia-sia


Oleh: Rhoma Irama

Wednesday, September 16, 2009

Koreksi Diri Di Hari Raya


Ramadhan telah meninggalkan kita
Syawal menjelang menandakan hari raya
Kehidupan biasa bermula semula
Ramadhan hadapan belum tentu kita jumpa


Di hari Raya ini, koreksilah diri sendiri
Layakkah hari ini kita berhari raya
Hari raya hanya untuk orang-orang bertaqwa
Selain mereka tidak layak merayakannya


Renung kembali segala amalan di bulan Ramadhan
Adakah meningkat dari sebelumnya
Bertambah baikkah kita dari masa ke semasa
Sesuai dengan meningkatnya umur kita


Renung pula kehadapan bagaimana nasib kita 
Apakah kita mati didalam Husnul Khatimah
Kerana nafsu selalu mendorong kejahatan
Juga Syaitan yang sentiasa melalaikan


Ingatlah Hari Raya BUKAN UNTUK BERSUKA RIA
Ia hari Bersyukur menggembirakan yang tak punya
Memberi bantuan mereka yang tidak berada
Maaf bermaafan kita sesama kita


Bertimbang rasa kita sesama manusia
Bersimpatilah dengan mereka yang susah 
Berkasih sayang itu sangat di perintahkan
Bahkan sesuai dengan fitrah manusia

Sajak aidilfitri :Hikmah Ramadhan dan Syawal



Ramai yang bergembira dengan kedatangan Syawal
Kerana di saat itulah peluang mereka menziarahi sanak saudara dan sahabat
Keluarga serta rakan jiran dan juga taulan


Tetapi tidak ramai yang ingin tahu
Apakah hikmah Ramadhan dan Syawal
Tuhan tidak akan menjadikan sesuatu itu sia sia
Pasti Ramadhan dan Syawal mempunyai hikmahnya


Menyambut Syawal ertinya menyambut Fitrah sembuh dari penyakit batin
Seperti akal yang hanya memikirkan dunia
Nafsu sembuh dari sifat tamaknya dan juga sifat bakhilnya
Roh bebas dari sifat pemarahnya,dengki dan dendamnya


Kerana itu di datangkan bulan Ramadhan kepada kita
Supaya dapat mengubah segala penyakit jiwa
Ibadah puasa yang bukan sahaja di nilai dari lahirnya
Tapi pendengaran penglihatan dan hatinya turut berpuasa


Juga membaca Quran dapat menerangkan hati
Sembahyang yang di hayati melahirkan peribadi mulia
Itulah ubat yang mengembalikan fitrah semulajadi
Hasilnya Tuhan akan memberi Iman dan juga Taqwa


SELAMAT HARI RAYA AIDIL FITRI
MAAF ZAHIR BATIN...

Kesesatan Di Zaman Moden: "Rasul Melayu" Akhirnya Ditangkap

Di negara kita, terdapat pelbagai ajaran sesat yang sangat berleluasa bagai "Cendawan tumbuh selepas hujan". Baru2 ini Seorang manusia yang mendakwa dirinya "Rasul Melayu" telah di tangkap di kediamannya semasa makan."Rasul" tak puasa itu telah di dakwa 2 tahun lalu atas pengakuannya sebagai Rasul.



SHAH ALAM 16 Sept. – Lelaki yang mengakui dirinya ‘rasul Melayu’, Abd. Kahar Ahmad yang menyembunyikan diri daripada Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) sejak lebih dua tahun lalu, akhirnya berjaya ditangkap di rumah sewanya di Sungai Long, Kajang pagi ini.
Pengarah JAIS, Datuk Mohammed Khusrin Munawi berkata, ketika serbuan dilakukan pada pukul 9.45 pagi, bekas pekerja am di Zoo Negara berusia 59 tahun itu sedang makan sambil menonton televisyen di ruang tamu rumah tersebut.
Tambahnya, turut berada di dalam rumah itu ialah anaknya yang dikenali sebagai Zulhilmi dan pembantu rumah.
‘‘Abd. Kahar cuba melarikan diri ketika ditahan tetapi kemudiannya berhenti.
‘‘Tiada sebarang pergelutan berlaku. Ini adalah kes pertama lelaki mengaku rasul ditahan. Syukur Alhamdulillah, mungkin ini berkat bulan Ramadan,” katanya pada sidang akhbar mengenai penangkapan lelaki itu di sini hari ini.
Katanya lagi, JAIS berjaya mendapat perintah waran tahanan ke atas Abd. Kahar dari Mahkamah Tinggi Syariah di sini sehingga tarikh perbicaraan pada 7 Oktober ini.
Mohammed Khusrin memberitahu, seramai 12 pegawai penguat kuasa JAIS dan sekumpulan polis terlibat dalam operasi itu setelah memantau pergerakannya di rumah itu sejak Isnin lalu.
Beliau berkata, tangkapan itu juga merujuk kepada waran yang dikeluarkan sebelum ini setelah lelaki itu tidak hadir buat pertama kali di Mahkamah Tinggi Syariah Shah Alam atas lima tuduhan di bawah Enakmen Jenayah Syariah Negeri Selangor pada 17 Ogos 2005.
Antara kesalahan dan akidahnya menyimpang jauh dari agama Islam ialah mengakui dirinya rasul atau utusan Allah dan mendakwa rasul sentiasa ada di bumi untuk menyampaikan ilmu Allah.
Dia juga berkata, sembahyang lima waktu tidak wajib dan padanya sembahyang itu memadai dengan hanya membuat kebaikan dan menjauhkan diri daripada perbuatan mungkar.
Kejayaan tersebut, jelas Mohammed Khusrin, adalah hasil maklumat orang awam yang cam wajah Abd. Kahar menerusi risalah yang diedarkan termasuk disiarkan di media-media.
‘‘Serentak dengan kejayaan itu juga, JAIS akan menganugerahkan kepada individu pemberi maklumat sebanyak RM20,000 seperti yang dijanjikan sehingga tertangkapnya Abd. Kahar,” ujar beliau.
Beliau berkata, Abd. Kahar sebelum ini dikesan menyewa di sebuah apartmen di kawasan Hulu Klang dan JAIS hampir berjaya menangkapnya, tetapi dia terlebih dahulu keluar dari kediaman tersebut.
‘‘Akhirnya JAIS menerima maklumat, dia telah berpindah dan menyewa sebuah rumah di Sungai Long hingga berjaya diberkas hari ini,’’ katanya.
Katanya lagi, JAIS juga sedang mengumpul bukti kukuh untuk menahan Zulhilmi yang dipercayai turut menjadi penyebar ajaran sesat pimpinan bapanya menerusi sebuah laman blog.


Sources: Utusan Malaysia

Renungan Syawal

Satu Syawal merupakan hari raya bagi Umat Islam di dunia. Ia adalah hari syaitan dibebaskan dari tawanan. Hari ini juga adalah hari syaitan bersumpah akan menjadikan anak Adam paling berdosa dalam sejarah. Hari ini adalah hari nafsu tidak lagi lemah lantaran puasa. Hari ini merupakan hari gandingan mereka setelah sebulan dipisahkan.

Pada hari ini, berapa ramai manusia yang telah kembali ingkar dan mungkar pada Allah. Berapa ramai manusia yang dilaknat dan berapa ramai manusia yang telah terhamba hatinya kepada dua musuh utama tadi. Dalam senyum dan gelak muka mereka menjadi hitam lantaran dosa, hati mereka menjadi kelam lantaran derhaka dan jiwa mereka menjadi suram lantaran noda. Berapa ramai yang Tuhan rentap nyawanya pada hari itu. Persoalannya adakah di dalam Husnul Khatimah" (mati di dalam kebaikan)

Bagi Mukmin, pada hari ini kita diajar untuk berziarah dan bersedekah, memohon kemaafan di atas dosa sesama insan. Di ajar untuk mengenang orang yang susah dan berduka, di kala kita gembira.

Duhai Mukmin, jauhilah dari dilaknat di pagi Syawal, jauhilah diri dari menjadi bongkak dan takabbur pada Tuhan. Ingatlah Tuhan dan hindarkanlah dosa. Andaikata Tuhan menjemput kita pada hari ini, pastikan, ia hari termulia dalam hidup kita.



7 Amalan Syawal

1. Banyakkan memohon ampun pada Allah dan kemaafan pada insan.
"sesiapa yang masih berdosa selepas Ramadhan akan celakalah hidupnya"

2. Banyakkan menyapa dan memberi salam
"sesiapa yang menyambungkan silaturrahim, Allah akan permudahkan jalannya ke Syurga"

3. Banyakkan besedekah
"sedekah dapat menghidarkan bala yang akan menimpa"

4. Banyakkan bertasbih, bertahmid dan bertakbir
Sesiapa yang menyebut nama Allah di bumi, Allah akan menyebutnya di langit, dan sesiapa yang namanya disebut akan diberi rahmat di dalam hidupnya"

5. Banyakkan berziarah
"Siapa yang menziarahi saudaranya kerana Allah, Allah akan sediakan mahligai baginya di syurga"

6. Banyakkan berdoa
"Sesiapa yang memohon kepada Allah akan keselamatan, maka jelaslah orang itu bertawakkal. Sesiapa yang bertawakkal pada Allah, maka tidaklah dia berjalan di muka bumi ini kecuali dengan pertolonganNya.

7. Banyakkan bersyukur
"Sesiapa yang bersyukur pada Allah (di atas nikmatNya) maka Allah akan gandakan nikmat yang telah dikurniakannya itu"

Semoga, kita semua di dalam rahmat dan perlindungan ilahi.

Selamat Hari Raya Aidil Fitri dan Maaf Zahir Batin




Friday, September 11, 2009

UMNO Parti Islam?


Pada 10 September, Datuk Seri Najib Tun Razak menegaskan, UMNO adalah sebuah parti Islam yang sebenar walaupun ia tidak menggunakan label Islam dalam membela dan merancang pembangunan umat di negara ini. Perdana Menteri berkata, ini kerana perjuangan UMNO adalah untuk membela dan menaik taraf hidup umat Islam termasuk membasmi kemiskinan menerusi pelbagai program kerajaan terutama di rancangan-rancangan Felda.


Adakah dengan hanya membela dan menaik taraf hidup umat islam dengan membasmi kemiskinan boleh di katakan sebagai parti Islam? Kemiskinan memang menghampiri kekufuran, tetapi ajaran Islam tidak hanya meliputi satu atau sebahagian aspek sahaja, tetapi Islam itu syumul yang merangkumi semua aspek dalam kehidupan manusia.


Dalam ucapannya di Program Rahmat Ramadan Warga Felda (PRRWF) 2009 di Masjid An-Nur, Felda Teloi Timur, Najib menekankan bahawa usaha UMNO dalam menangani kemiskinan di Malaysia ini boleh di katakan parti pimpinannya itu berlandaskan Islam. Beliau berkata lagi yang mereka tidak payah untuk menggunakan slogan "membangun bersama Islam" kerana UMNO telah lama memperjuangkan Islam dan telah memberi keselesaan hidup kepada umat Islam kerana mereka tidak mahu umat Islam miskin dan tidak ada kekuatan.


Sekali lagi saya tekankan,Islam bukan hanya mementingkan ekonomi sahaja, tetapi semua aspek seperti undang undang, akidah, hiburan dan macam macam lagi. Kalau UMNO betul betul memperjuangkan Islam, kenapa kita masih menggunakan sistem sekular? dan macam2 lagi aspek yang masih tidak relevan untuk  kita menganggap UMNO itu parti Islam walaupun majoriti ahlinya adalah Islam. 


Walaupun UMNO memperjuangkan ekonomi,tetapi matlamatnya tidak terletak 100% untuk rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan UMNO, BN dan kroni2nya sahaja. Adakah dalam UMNO,ahli2nya menjadikan islam sebagai cara hidup yang hakiki? saya rasa tidak.kalau adapun hanya jumlah yang tersangat kecil. Untuk menjadikan organisasi kita sebagai organisasi yang di katakan Islam, ahli2nya mestilah terlebih dahulu di rekrut untuk menjadikan Islam sebagai cara hidup. Makna kata, Islam itu bermula dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, organisasi besar, negeri dan seterusnya negara. Bukan hanya terus menerus mengelarkan UMNO parti Islam dengan hanya bermodalkan satu aspek yang dilaksanakan sudah cukup untuk digelar sebagai parti islam.Ini tidak relevan langsung.


Hakikatnya, UMNO hanya mengambil Islam yang sesuai dan untuk kepentingan mereka sahaja tetapi meninggalkan ajaran dan akhlak yang dibawa oleh Islam. 

Lailatul Qadar:Malam di turunkan Al Quran




Bulan Ramadan dipilih Tuhan sebagai bulan untuk kita berpuasa atas beberapa perkara. Antara perkara yang paling besar, ialah sejarah turunnya al-Quran pada suatu malam dalam bulan Ramadan.

"(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah..." (maksud Al-Baqarah: 185)
Sebab itu juga kita digalakkan membaca, tadarus al-Quran pada bulan Ramadan sebagai suatu cara menghormati al-Quran memandangkan bulan Ramadan ini telah dipilih sebagai bulan di mana kitab suciNya diturunkan.
[Sebenarnya, kita juga digalakkan bertadarus pada luar bulan Ramadan juga. Tapi pada bulan ini kita makin digalakkan berbuat demikian, apatah lagi, bulan Ramadan itu dikenang sebagai bulan turunnya al-Quran.]
Manakala dalam bulan Ramadan itu juga ada suatu peruntukan malam yang mulia. Malam itu menjadi mulia dengan sebab hadirnya malam Lailatul Qadar di mana kemuliaannya terkait langsung dengan sebab kejadian kisah turunnya al-Quran pada malam yang lebih baik daripada seribu bulan itu.
Firman Allah SWT di dalam surah Al-Qadar, maksudnya:
[1] Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran) ini pada Malam Lailatul Qadar.
[2] Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul Qadar itu?
[3] Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.
[4] Pada malam itu, turun malaikat dan ruh dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut);
[5] Sejahteralah malam (yang berkat) itu sehingga terbitnya fajar!"
Pada ayat pertama, disebutkan dengan jelas bahawa al-Quran itu telah diturunkan pada malam Lailatul Qadar dan sudah tentulah hal ini berlaku dalam bulan Ramadan kerana jumhur ulama menyifatkan demikian.
(Sesetengah sufi besar seperti Ibnu 'Arabi lewat kitab agungnya Futuhat Makkiyyah mendakwa Lailatul Qadar juga pernah turun pada bulan Rabiul Awwal, Rabiul Akhir dan lain-lain bulan di luar Ramadan. Wallahu'alam.)
Ini kerana, ayat pertama di dalam surah al-Qadar ini ada kaitan dan kesinambungannya dengan ayat 185 al-Baqarah yang menyebutkan bahawa al-Quran itu memang diturunkan pada malam bulan Ramadan.


Nabi Musa a.s bermunajat, berpuasa menunggu turunnya Taurat
Seperti yang termaklum, hubungan Nabi Muhammad s.a.w dengan Nabi Musa a.s itu amat erat. Seperti mana cara al-Quran diturunkan kepada umat Muhammad, maka dengan cara yang sama jugalah kejadian itu berlaku ke atas umat Musa a.s, iaitu Bani Israel.
Suatu zaman yang lalu, Nabi Musa a.s pernah bermunajat selamat 40 hari, 40 malam di atas bukit. Baginda juga berpuasa dalam tempoh turunnya 10 Rukun atau Ten Commandments itu; iaitu peristiwa seperti mana kita berpuasa untuk mengingati peristiwa turunnya al-Quran tersebut.
"Dan (kenangkanlah) ketika kami berjanji kepada Musa (untuk memberi Taurat kepadanya sesudah dia bersiap selama) empat puluh malam. Kemudian, setelah dia pergi, kamu menyembah (patung) anak lembu dan kamu sebenarnya yang zalim (terhadap diri sendiri). (maksud Al-Baqarah: 51)
Peraturan dan syariat baru (Ten Commandments) itu dirakam dalam bentuk batu bersurat, prasasti untuk Bani Israel dan menurut riwayat, Nabi Musa a.s sendiri telah memecahkan batu bersurat yang terakam di atasnya peraturan baru terhadap umatnya itu. Puncanya, baginda berang ke atas sikap umatnya yang kembali menyembah anak lembu ciptaan Samiri.
Sikap marah Nabi Musa itu turut tercurah ke atas saudaranya Nabi Harun. Allah s.w.t merakamkan kejadian tersebut.
Nabi Harun menjawab: "Wahai anak ibuku! Janganlah engkau meragut janggutku dan janganlah menarik (rambut) kepalaku. Sesungguhnya aku takut bahawa engkau akan berkata kepadaku: `Engkau telah memecah-belahkan kaum Bani lsrael sesama sendiri, dan engkau tidak berhati-hati mengambil berat pesananku!" (maksud Taha: 94)
Kejadian itu benar-benar mengecewakan Nabi Musa a.s kerana hampir keseluruhan Bani Israel telah kembali menuju jalan kesesatan, melainkan segolongan yang kecil sahaja yang masih setia berkiblatkan kepada ajaran Tauhid yang asal.
Samiri, mungkin seorang pengamal sihir telah mengambil kesan jejak langkah rasul untuk menguatkan lagi kesan sihirnya ke atas Bani Israel. Ketika Nabi Musa a.s bertanya kepada Samiri, maka penyihir itu berkata.
"Ia menjawab: "Aku mengetahui dan menyedari apa yang tidak diketahui oleh mereka, lalu aku mengambil segenggam kesan jejak Rasul itu, kemudian aku mencampakkannya; dan demikianlah aku dihasut oleh hawa nafsuku". (Taha: 96)
Demikianlah halnya dengan nasib umat Islam hari ini. Mereka boleh disesatkan ahli sihir, wanita penyihir yang menjadi isteri pembesar secara halus dan tersirat jika agamawan dan mufti masih setia dan selesa menjaga kedudukannya dengan mengambil sikap membisu (syaitan bisu) dan tidak membuka simpulan tali pada lidahnya dalam usaha menegur amalan sihir isteri pembesar yang boleh menyesatkan aqidah umat ini secara beransur-ansur.


Sikap Muslimin terhadap Lailatul Quran
Sebagai umat Nabi Muhammad s.a.w, kita mendapat dua bentuk kemuliaan dari langit. Pertamanya, Al-Quran yang turun dari langit pada malam Lailatul Qadar dalam bulan Ramadhan. Kedua kita mendapat arahan melakukan solat fardhu ketika Nabi Muhammad s.a.w menerimanya di langit pada malam Isra' Mikraj.
Rasulullah s.a.w pernah disoal tentang amalan apakah yang sebaik-baiknya diamalkan jika mereka bertemu Lailatul Qadar itu. Maka nabi meminta kita membaca doa, "Allahumma inna nas aluka ridhoka wal jannah wa na'uzubika min sakhatika wan nar..."
Oleh kerana Lailatul Qadar ini terkait dengan sejarah penurunan al-Quran, dan malaikat serta ruh pun turun mengiringi penurunan al-Quran sebagai petunjuk dan hidayah, maka selayaknya kita menghiasi malam Lailatul Qadar dengan doa yang tidak bersifat keduniaan semata-mata, seperti mohon hendak jadi kaya, mendapat projek, dan lain-lain.
Biarlah kita mohon supaya ada keberkatan (roh) pada harta kekayaan itu, iaitu kita akan pandai menggunakannya ke arah kebaikan, mengeluarkan zakat, membanyakkan sedekah dan lain-lain.
Dan jika kita mendapat projek sekali pun, ia bukanlah didapati melalui rasuah dan tidaklah kita mengalibabakan projek sehingga menyebabkan banyaknya pembinaan rumah yang terbengkalai. Atau jika mendapat projek pembelian kapal selam itu sekali pun, ia bukanlah sampai mengundang tragedi berdarah ke atas wanita Mongolia.
Syahadan, doa yang teragung adalah doa yang telah diajarkan oleh baginda tadi - "Allahumma inna nas aluka ridhoka wal jannah wa na'uzubika min sakhatika wan nar."
Hari ini, kita melihat rata-rata umat Islam ada keghairahan mencari tanda-tanda Lailatul Qadar kerana mahukan imbuhan pahala yang banyak kerana malam itu dikatakan lebih baik daripada 1,000 bulan. Juga, mereka menunggu malam itu kerana pada malam itu akan dimakbulkan segala doa dan hajat.
Malah, dengan sebab tersebarnya mitos berhubung pokok-pokok bersujud pada malam tersebut, maka ada kalangan kita yang sanggup menunggu isyarat itu agar terbentang di depan mata. Adalah terlebih afdal, masa yang digunakan untuk menunggu petanda itu digunakan untuk meneruskan amalan dan berdoa untuk kebaikan kehidupan yang lebih baik dan sempurna.
Kalau kita mahu berdoa untuk mendapat imbuhan akhirat yang baik, maka hendaklah kita berdoa agar diberi sebuah dunia yang baik di mana khalifahnya adil dalam pemerintahan. Pemimpinnya banyak menyeru ke arah amal soleh dan secara tidak langsung akan menyebabkan bakal lahirnya sebuah dunia yang baik, insya Allah Ta'ala.

Monday, September 7, 2009

Nuzul Al-Quran Merubah Sikap Muslim

Muslim dan al-Quran
Sesungguhnya dengan turunnya al-Quran pada bulan Ramadan sejak lebih 1,400 tahun lalu, telah menyelamatkan manusia daripada melakukan tabiat serta tingkah laku yang tidak selari dengan fitrah mereka sendiri.






Ia menjadi inspirasi ke arah kebaikan kerana di dalamnya penuh dengan ayat-ayat yang mampu merubah sikap manusia kepada sesuatu yang positif dalam hidup mereka.
Sayidina Omar bin al-Khattab yang dulunya dikenali sebagai seorang yang bengis dan amat membenci Rasulullah s.a.w. telah menemui jalan terbaik dalam hidupnya apabila dipertemukan dengan al-Quran yang akhirnya memeluk Islam.
Yang menariknya, Omar telah memeluk Islam hanya kerana membaca dan menatap beberapa potong ayat Quran daripada surah Taha dan setelah mengucap dua kalimah syahadah. Omar menjadi seorang Muslim yang amat komited dan yakin dengan Islam. Omar, setelah mengucap, terus mengisytiharkan keislamannya kepada seteru tradisi Rasulullah termasuk Abu Jahal.
Begitulah jauhnya perbezaan Omar dengan umat Islam pada akhir zaman ini. Tetapi yang peliknya, Omar dan umat akhir zaman juga mengharapkan untuk mendapat syurga dan rahmat pada hari pembalasan, sedangkan cara hidup dan keyakinan mereka amat berbeza.
Apa yang dimaksudkan dengan Nuzul al-Quran?
Nuzul yang diambil daripada perkataan bahasa Arab diertikan sebagai penurunan, sementara al-Quran pula merupakan kitab Allah yang diberikan kepada Nabi akhir zaman iaitu Nabi Muhammad s.a.w.
Jadi istilah Nuzul al-Quran boleh diertikan sebagai penurunan al-Quran ke atas baginda Rasulullah sebagai petunjuk kepada umat manusia sejagat.
Waktu turunnya al-Quran?
Allah menjelaskan dalam surah al-Qadr, bahawa al-Quran diturunkan pada malam yang dikenali sebagai “Lailatul Qadr”, pokok daripada ajaran isi kandungan surah ini ialah al-Quran mula diturunkan pada malam tersebut yang nilainya lebih baik daripada 1,000 bulan, para Malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam tersebut untuk mengatur segala urusan.
Surah al-Qadr ini pula diturunkan di kota Makkah dan dihimpunkan dalam surah-surah Makkiyyah, iaitu surah yang diturunkan sebelum hijrah baginda Rasulullah s.a.w ke Madinah, isi pengajarannya ialah beriman kepada Allah dan rukun-rukun iman yang lain.
Kenapa al-Quran diturunkan dan apakah fungsinya yang sebenar?
Dalil daripada al-Quran:
1- Ayat 15-16 surah al-Maidah : “Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya (Nabi Muhammad) dari Allah dan kitab yang menerangkan (al-Quran). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredaan-Nya ke jalan keselamatan, (dan dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
2- Dalam ayat 9 surah al-Hadid : “Dialah (Allah) yang menurunkan kepada hamba-Nya (Muhammad) ayat-ayat yang terang (al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (Islam).”
Jelas dari keterangan kedua-dua ayat di atas menunjukkan bahawa fungsi sebenar penurunan al-Quran ke atas manusia, tidak lain adalah untuk menyelamatkan mereka dari terus berada dalam kegelapan dunia yang terpaksa meraba-raba serta tanpa hala tuju hidup yang jelas dan sempurna kepada cahaya Islam, tidak cukup dengan itu, Allah SWT melalui kitabNya itu bertujuan untuk memimpin mereka ke jalan yang benar dengan memberikan kepada mereka petunjuk kebenaran agar mereka ditempatkan ke dalam syurga di akhirat kelak.
Dalil daripada hadis Nabi Muhammad s.a.w.: “Dari Ali Karramallahu Wajhahu, katanya: Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Salallahu Alayhi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya akan berlaku fitnah yan banyak." Aku pun bertanya: "Apakah jalan keluar darinya duhai Rasulullah?" Baginda menjawab: Kitabullah (al-Quran). Kerana di dalamnya terdapat kisah-kisah orang dan perkara sebelum kamu dan perkhabaran tentang apa yang akan datang sesudah kamu; dan terdapat di dalamnya hukum-hakam di antara kamu; Ia (al-Quran) adalah kata putus dan bukan senda gurau; sesiapa yang meninggalkannya (menolaknya) kerana sombong, ia akan dibinasakan oleh Allah; dan sesiapa sahaja yang mencari petunjuk selain darinya akan disesatkan oleh Allah; Ia adalah tali Allah yang teguh dan ia adalah pengajaran (peringatan) yang bijaksana. Ia adalah as-Siratul Mustaqim (jalan yang lurus); Ia adalah kitab yang dengan sebab berpegang teguh kepada ajarannya, hawa nafsu seseorang tidak akan menyeleweng dan terpesong; dan Ia adalah kitab yang kalimah-kalimahnya tidak samar dan berputar-belit; dan para ulama pula tidak pernah puas menggali ilmu darinya (demikian juga) keindahan, kemanisan dan kelazatan membacanya tidak akan pernah hilang dan kandungannya menakjubkan, tidak berkesudahan. Ia adalah kitab yang jin tidak berhenti mendengarnya sehingga mereka berkata, "Sesungguhnya kami mendengar bacaan al-Quran yang menakjubkan, ia menunjuk ke jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya." Sesiapa sahaja berkata dengannya, benarlah perkataannya; sesiapa yang beramal dengannya, dia akan diganjari pahala, sesiapa yang berhukum dengannya, adillah dia dan sesiapa yang menyeru kepadanya, nescaya dia akan diberi petunjuk Siratil Mustaqim (jalan yang lurus) - HR Tirmizi dan Darimi.
Keterangan maksud hadis mengenai fungsi al-Quran
Memang benar dan tepat sekali penjelasan baginda s.a.w. seperti dalam hadis di atas, bahawa pada akhir zaman akan berlaku terlalu banyak fitnah yang ditimpakan ke atas Islam dan Muslimin.
Sama ada fitnah itu dilakukan oleh mereka yang bukan Islam yang menaruh sifat benci amat mendalam serta dendam kesumat terhadap Islam dan umatnya, ataupun dilakukan sendiri oleh mereka yang bernama Islam.
Antara fitnah yang dilakukan oleh orang Islam sendiri seperti meninggalkan solat tanpa alasan atau sebab yang boleh diterima kerana menonton pertandingan bola sepak, pertandingan akhir mencari juara bintang popular dan sebagainya, tidak kurang juga golongan remaja muda dan tua yang tidak mengenakan kod berpakaian yang disyariatkan oleh Allah SWT, terlibat dalam pembunuhan, perjudian, rasuah, pecah amanah, penipuan dalam pilihan raya dan banyak lagi.
Kesemua yang disebutkan itu adalah fitnah yang menyukarkan golongan pendakwah untuk menyampaikan mesej Islam kepada bukan Islam tentang keindahan agama Islam kerana tindakan-tindakan liar itu menjadi batu penghalang kepada bukan Islam untuk menerima Islam, ataupun minat, cenderung atau simpati kepadanya.
Justeru, yang boleh menyelamatkan keadaan dan dari fitnah-fitnah tersebut adalah kitab suci al-Quran, kerana tujuan ia diturunkan seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat di atas adalah untuk meneylamatkan bangsa manusia serta mempimpin mereka ke jalan kebenaran.
Cara bagaimana al-Quran diturunkan
Menurut Imam as-Suyuti dalam kitabnya al-Itqan: Al-Quran diturunkan ke langit dunia pada malam al-Qadr secara sekali gus, kemudian diturunkan pula secara berperingkat selama dua puluh tahun, ada pendapat yang mengatakan dua puluh tiga tahun dan ada pula dua puluh lima tahun sejak Nabi Muhammad dilantik menjadi Nabi dan Rasul berdasarkan peristiwa dan keadaan tertentu yang hanya diketahui oleh Allah SWT pada tempoh tersebut.
Tetapi kenapa al-Quran diturunkan sekali gus ke langit dunia dan diturunkan tidak sekali gus malah berperingkat-peringkat ke atas baginda, perkara ini telah dijawab oleh Allah menerusi ayat 32 surah al-Furqan yang bermaksud: “Berkatalah orang-orang Kafir : Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepada (Muhammad) sekali turun sahaja? Demikianlah (dengan cara itu) supaya Kami perkuatkan hatinya dan Kami membacanya kelompok demi kelompok (secara ansur-ansuran).”
Surah pertama turun dalam al-Quran
Menurut Imam as-Suyuti, surah pertama turun secara keseluruhan isi kandungannya ialah surah al-Muddathir, sementara riwayat Imam at-Tabarani pula surah yang sempurna diturunkan ialah al-Fatihah dan ada pendapat yang mengatakan ialah surah al-Alaq yang diturunkan hanya lima ayat pertama. Walau bagaimanapun mengikut susunan para ulama: Surah al-Alaq yang pertama diturunkan secara mutlak mengikut pendapat jumhur. Surah al-Muddathir pertama diturunkan dalam konteks menyampaikan mesej dakwah. Surah al-Fatihah pula pertama diturunkan sebagai pembuka kepada surah-surah lain dalam al-Quran.
Ayat terakhir turun dalam al-Quran
Perkara ini juga diperselisihkan oleh beberapa pendapat ulama berdasarkan riwayat hadis tertentu:
Pendapat pertama: Ayat terakhir turun ialah ayat mengenai pengharaman riba daripada ayat 278 surah al-Baqarah: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” ia diriwayatkan oleh Imam Bukhari daripada Ibnu Abbas.
Pendapat kedua: Ayat 281 surah al-Baqarah: “Dan peliharalah diri kamu dari (azab yang terjadi) pada hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.” Ia berdasarkan riwayat an-Nasaie daripada Ibnu Abbas dan Said Bin Jubair.
Pendapat ketiga: Ayat 282 surah al-Baqarah yang menceritakan tentang kesaksian dalam muamalat, iaitu ayat yang terpanjang dalam al-Quran. Ia berdasarkan riwayat Said Bin al-Musaiyab.
Pendapat keempat: Ayat 3 surah al-Maidah: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Aku cukupkan kepada kamu nikmat-Ku dan Aku reda Islam itu menjadi agama bagi kamu.”
Perbezaan pendapat di atas berlaku adalah disebabkan riwayatnya tidak sampai kepada Nabi Muhammad s.a.w, ia hanya terjenti setakat di kalangan para sahabat, maka masing-masing menyatakan keyakinan yang dipercayai yang tidak menjejaskan pegangan akidah mereka, walau bagaimanapun menurut para ulama, kecenderungan mereka kepada pendapat keempat berdasarkan apa yang dibacakan oleh baginda sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir untuk bertemu Tuhannya.
Apakah yang ada dalam al-Quran?
Sesungguhnya isi-isi kandungan meliputi pelbagai aspek yang diperlukan oleh manusia bagi mengurus kehidupan mereka dengan lebih sistematik. Dalam al-Quran terdapat ayat yang mengisahkan tentang cerita orang-orang terdahulu dan akan datang (pada hari kiamat) yang sepatutnya menjadi contoh teladan umat Islam hari ini, kerana ayat-ayat cukup sesuai sampai bila-bila, ini menunjukkan bahawa Allah SWT yang memiliki kitab suci tersebut bersifat Maha Sempurna dalam segenap tindak-tanduk-Nya.
Tidak kurang juga al-Quran memberi panduan untuk beramal ibadat seperti ayat-ayat wuduk, solat, perkahwinan, sistem kewangan, politik, ekonomi, pendidikan, kemasyarakatan, alam sekitar, sains, kaji hayat, sejarah dan banyak lagi yang tidak dapat untuk disenaraikan satu persatu di sini.
Ia juga merakamkan ayat mengenai akidah, ibadat, hubungan manusia dengan Tuhannya, penganjuran supaya berakhlak mulia dan meninggalkan akhlak tercela, cerita tentang azab dan nikmat, syurga dan neraka dan lain-lain.
Apa yang penting, al-Quran bukanlah kitab kuno atau doktrin yang hanya sesuai di zaman unta semata-mata seperti yang didakwakan oleh sesetengah para ilmuan termasuk di kalangan orang Islam, malah ia lebih kepada kitab yang memberi pedoman dan panduan berguna menuju jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat dalam segenap bidang yang mereka perlukan.
Sikap Muslim terhadap al-Quran
Tidak semua di kalangan manusia yang bernama Islam memiliki cita-rasa yang sama terhadap al-Quran, perkara ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT menerusi ayat 32 surah Fatiir yang bermaksud: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yanag kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiayai diri mereka sendiri, ada di antara mereka yang bersederhana dan di antara mereka ada yang berlumba-lumba untuk berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah kurniaan yang amat besar.” Sesungguhnya di kalangan hamba Allah yang diwariskan Allah al-Quran kepada mereka adalah yang bernama Islam (Muslimun), sedangkan Kristian, Sekular, Kapitalis, Sosialis, Komunis dan sebagainya adalah hamba Allah yang menolak kebenaran al-Quran secara mutlak.
Namun dalam ayat di atas terdapat tiga jenis manusia di kalangan hamba Allah yang Islam yang berbeza pendirian atau sikap mereka terhadap al-Quran:
1- Yang menganiayai diri mereka sendiri : Iaitu golongan yang kesalahan dosa mereka lebih banyak daripada pahala kebaikan, kerana mereka tidaka membaca al-Quran, mentelaah, berdiskusi apatah lagi untuk beramala dengan perintah Allah di dalamnya.
2- Adapun golongan yang bersederhana : Ialah golongan di mana kesalahan dosa mereka sama banyak dengan pahala, mereka adalah golongan yang membaca al-Quran tetapi belum bersedia untuk melaksanakan isi-isi kandungannya yang terdiri daripada hukum-hakam Allah.
3- Sementara golongan yang berlumba-lumba untuk berbuat kebaikan : Ialah golongan yang amat banyak kebaikan yang dilakukannya dan amat jarang berbuat kesalahan, mereka adalah golongan yang bersedia untuk melaksanakan hukum perintah Allah dalam al-Quran seperti hukum Hudud, Qisas dan Ta’zir, kerana hukum-hukum itu sahaja yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh umat manusia sepanjang masa.
Terserahlah kepada kita untuk meletakkan kedudukan diri di antara tiga jenis orang Islam seperti ayat di atas, apa yang jelas, al-Quran bukanlah kitab untuk dipertandingkan semata-mata, malah lebih daripada itu bagi mencapai maksud untuk mendapatkan cahaya keredaan Allah SWT.
Contoh ayat motivasi dalam al-Quran yang sepatutnya dikuasai
1- Sesungguhnya yang membaca al-Quran serta menyelidiki hikmah di dalamnya adalah mereka yang bernama Islam, kerana orang bernama Ah Chong atau Arumugam tidak sekali-kali membacanya melainkan mereka hendak mendekati Islam, tetapi yang menjadi tanda tanya di sini, mengapa Allah lontarkan persoalan kepada seorang Muslim yang membaca al-Quran seperti pertanyaan-Nya dalam ayat 101 surah Ali ‘Imran yang bermaksud : “Bagaimana kmu sampai menjadi kafir, pada hal ayat-ayat (al-Quran) dibacakan kepada kamu dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu?”
Ayat di atas menunjukkan kepada kita bagaimana terdapat di kalangan orang Islam menjadi kafir sedangkan al-Quran dan Rasulullah berada di sisinya, iaitu apabila menganjurkan Musabaqah Tilawah al-Quran, mengadakan majlis Maulidur Rasul, Maal Hijrah, Israk Mikraj dan sebagainya, namun akhirnya tidak dapat menerima petunjuk Allah malah menjadi golongan yang menentang (kafir) kebenaran.
2- Menerusi ayat 10 surah Fatir bermaksud: “Sesiapa yang mahukan kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya, kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal solih dinaikkannya.”
Ayat di atas menggambarkan kepada bagaimana Allah SWT memberikan kemuliaan kepada kita sebagai manusia akan kemuliaan-Nya agar kita menjadi golongan yang mulia, ia menunjukkan bahawa dengan cara memberi atau mendengar perkataan dalam majlis ilmu, kuliah, ceramah atau forum agama seseorang itu akan dimuliakan Allah SWT.
Inilah satu pendekatan yang mampu untuk mengisi kekosongan jiwa manusia pada hari ini, namun manusia tetap angkuh disebabkan tidak berusaha untuk mendapatkan kemuliaan daripada Allah, mereka memilih jalan yang boleh menjerumuskan mereka ke dalam neraka-Nya.
Tadarus al-Quran pada bulan Ramadan
Perkataan tadarus telah dijelaskan oleh baginda Rasulullah s.a.w. dalam satu hadis (hadis yang ke-36 dalam hadis 40 susunan Imam an-Nawawi), daripada Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w. bersabda : “Tidak berhimpun satu kaum dalam rumah Allah, mereka membaca al-Quran dan bertadarus (berdiskusi isi kandungannya) di kalangan mereka, melainkan perhimpunan mereka itu diturunkan ketenangan daripada Allah, diliputi dengan rahmat-Nya, dikelilingi dengan para Malaikat dan Allah akan mengingati mereka yang ingat kepada-Nya.”
Menurut hadis di atas, baca disebut tilawah, sedangkan tadarus ialah berdiskusi segala isi kandungan al-Quran, sama ada dari sudut hukum-hakam ilmu tajwid, persoalan ilmu sains meliputi persoalan kejadian manusia, tumbuh-tumbuhan, ilmu alam, ilmu kaji hayat, cakrawala dan berbagai-bagai macam lagi yang perlu diterokai, ayat-ayat syurga dan neraka, ayat-ayat mengenai tentang dosa dan pahala, ayat-ayat motivasi (tazkirah) dan sebagainya yang tidak dapat dihitung dengan sepuluh jari, ia bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Apa yang penting, Ramadan tahun ini menjadikan kita umat yang suka bertadarus (berdiskusi, mengkaji) isi-isi kandungan al-Quran termasuklah memperelok sebutan huruf-huruf al-Quran dengan memperdalami hukum-hukum ilmu tajwid, supaya Ramadan kali ini benar-benar meninggalkan seribu kenangan berbanding tahun-tahun sebelum ini, sekali gus merubah keadaan diri kita kepada suka membaca, mengkaji serta beramal dengan al-Quran, mudah-mudahan dengan cara itu kita menjadi graduan Ramadan cemerlang pada kali ini, Amin.
HrakahDaily






LinkWithin

Related Posts with Thumbnails